Burung Kacer merupakan salah satu burung petarung yang memiliki gaya paling eksotis, disamping suaranya yang sangat memukau. Merawat burung Kacer sangat mudah dan menyenangkan.
KARAKTER DASAR BURUNG KACER
Mudah beradaptasi, burung ini sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
Petarung yang gampang naik darah. Apabila mendengar suara burung lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Kacer betina, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
Kuda Laut-Mbagong-Mbedesi. Setiap burung Kacer memiliki karakter ini, karena ini merupakan karakter dasar dari burung Kacer. Ada beberapa sebab yang membuat burung Kacer mbedesi atau mbagong, yaitu: terlalu birahi, tidak kondisi (mau mabung atau sedang mabung), jatuh mental dan kurang birahi.
PEMILIHAN BAHAN BURUNG KACER YANG BAIK
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Kacer
Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Kacer jantan dapat dilihat warna bulu hitam yang tegas mengkilap dan kontras.
Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Kepala berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Pilihlah Kaki yang besar dan terlihat kering. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG KACER
Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Kacer. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Kacer yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
PERAWATAN DAN STELAN HARIAN
Perawatan harian untuk burung Kacer relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Kacer:
Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 4x seminggu.
Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 2x seminggu.
Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
PENANGANAN APABILA KONDISINYA OVER BIRAHI
Pangkas porsi Jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama
PENANGANAN APABILA KONDISINYA DROP
Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi setiap hari
Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
Mandi dibuat 2 hari sekali saja
Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Kacer lain dahulu
Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
PENANGANAN APABILA SELALU MBAGONG
Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
Lakukan mandi malam. Minimal seminggu sekali.
Mandi pasir sewaktu penjemuran dengan menyediakan bak khusus berisi pasir bersih yang sudah diayak. Lakukan minimal seminggu sekali.
Stelan EF perlu di atur ulang menjadi setengah dari porsi awal.
Bisa diberikan Ulat Bambu 2 ekor seminggu sekali
PERAWATAN DAN STELAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Kacer:
H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 5 ekor sore.
H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
PENTING
Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Kacer lain.
Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
PERAWATAN DAN STELAN PASCA LOMBA
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Kacer:
Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
PERAWATAN DAN STELAN PADA MASA MABUNG
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut ini Pola Perawatan masa mabung:
Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari
Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
Pelestarian Burung di Nusantara
Kepada para penghobi burung...zaman sekarang ini semua burung di nusantara ini hampir punah, maka dengan ini kami mengajak untuk melestarikannya
Perawatan burung berkicau
Selamat Datang di blog kami KICAU KENARI
Salam cwit cwit...kita berbagi pengalaman bagi anda pecinta burung kicau seperti kenari yang banyak macamnya, dan juga bisa download mp3 & 3gp kicau burung kenari...
SELAMAT BERGABUNG
SELAMAT BERGABUNG
Warna FM Radio OnLine
Friday, November 26, 2010
Thursday, October 28, 2010
Jalak Suren
Jalak suren yang
dalam bahasa
latinnya disebut dengan
strurnus contra jalla
sebenarnya bisa
ditemukan
diseluruh pelosok
Indonesia. Jalak suren
dilambangkan sebagai
burung
jinak penjaga rumah,
karena dengan
memelihara burung ini
maka situasi
rumah akan selalu
terjaga oleh kepekaan
dari burung itu sendiri.
Dalam
artian siapapun yang
akan datang kerumah
maka burung ini akan
memberikan
efek suaranya yang keras
dan bervariasi.
Selain untuk kesenangan
dikalangan para
penghobi burung, jalak suren
juga merupakan burung
andal yang
sangat cocok untuk
dijadikan sebagai burung
masteran. dalam hal
penangkaran, jalak suren
juga boleh dibilang
mudah. Asalkan kita bisa
memberikan
kenyamanan maka
niscaya produktifitas dari
indukannnya akan
selalu bisa kita jaga.
Disamping faktor lainnya
seperti cukupnya
sinar matahari juga
memperngaruhi
produktifitas. Jalak suren
jantan
memiliki tubuh yang
lurus dengan ukuran
relatif lebih besar dari
betina,
dengan bulu kepala dan
punggung berwarna
hitam legam,mata lebih
cerah,serta ekornya
sedikit lebih panjang dan
menyatu. Sedangkan
untuk yang betina
memiliki bentuk tubuh
bulat dan pendek dengan
warna
hitam dan putihnya agak
suram dan kurang lincah
ataupun agresif
dibandingkan dengan
yang jantan.
dalam bahasa
latinnya disebut dengan
strurnus contra jalla
sebenarnya bisa
ditemukan
diseluruh pelosok
Indonesia. Jalak suren
dilambangkan sebagai
burung
jinak penjaga rumah,
karena dengan
memelihara burung ini
maka situasi
rumah akan selalu
terjaga oleh kepekaan
dari burung itu sendiri.
Dalam
artian siapapun yang
akan datang kerumah
maka burung ini akan
memberikan
efek suaranya yang keras
dan bervariasi.
Selain untuk kesenangan
dikalangan para
penghobi burung, jalak suren
juga merupakan burung
andal yang
sangat cocok untuk
dijadikan sebagai burung
masteran. dalam hal
penangkaran, jalak suren
juga boleh dibilang
mudah. Asalkan kita bisa
memberikan
kenyamanan maka
niscaya produktifitas dari
indukannnya akan
selalu bisa kita jaga.
Disamping faktor lainnya
seperti cukupnya
sinar matahari juga
memperngaruhi
produktifitas. Jalak suren
jantan
memiliki tubuh yang
lurus dengan ukuran
relatif lebih besar dari
betina,
dengan bulu kepala dan
punggung berwarna
hitam legam,mata lebih
cerah,serta ekornya
sedikit lebih panjang dan
menyatu. Sedangkan
untuk yang betina
memiliki bentuk tubuh
bulat dan pendek dengan
warna
hitam dan putihnya agak
suram dan kurang lincah
ataupun agresif
dibandingkan dengan
yang jantan.
Wednesday, October 27, 2010
BURUNG
Burung adalah anggota
kelompok hewan
bertulang belakang
( vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap.
Fosil tertua burung
ditemukan di Jerman dan
dikenal sebagai
Archaeopteryx.
Jenis-jenis burung begitu
bervariasi, mulai dari
burung kolibri yang kecil
mungil hingga burung
unta, yang lebih tinggi
dari orang. Diperkirakan
terdapat sekitar 8.800 –
10.200 spesies burung di
seluruh dunia; sekitar
1.500 jenis di antaranya
ditemukan di Indonesia.
Berbagai jenis burung ini
secara ilmiah
digolongkan ke dalam
kelas Aves.
Evolusi dan morfologi
Meskipun burung
berdarah panas, ia
berkerabat dekat
dengan reptil. Bersama
kerabatnya terdekat,
suku Crocodylidae alias
keluarga buaya, burung
membentuk kelompok
hewan yang disebut
Archosauria.
Diperkirakan burung
berkembang dari sejenis
reptil di masa lalu, yang
memendek cakar
depannya dan tumbuh
bulu-bulu yang khusus di
badannya. Pada awalnya,
sayap primitif yang
merupakan
perkembangan dari
cakar depan itu belum
dapat digunakan untuk
sungguh-sungguh
terbang, dan hanya
membantunya untuk bisa
melayang dari suatu
ketinggian ke tempat
yang lebih rendah.
Burung masa kini telah
berkembang sedemikian
rupa sehingga
terspesialisasi untuk
terbang jauh, dengan
perkecualian pada
beberapa jenis yang
primitif. Bulu-bulunya,
terutama di sayap, telah
tumbuh semakin lebar,
ringan, kuat dan
bersusun rapat. Bulu-bulu
ini juga bersusun
demikian rupa sehingga
mampu menolak air, dan
memelihara tubuh
burung tetap hangat di
tengah udara dingin.
Tulang belulangnya
menjadi semakin ringan
karena adanya rongga-
rongga udara di
dalamnya, namun tetap
kuat menopang tubuh.
Tulang dadanya tumbuh
membesar dan memipih,
sebagai tempat
perlekatan otot-otot
terbang yang kuat. Gigi-
giginya menghilang,
digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu
menjadikan burung
menjadi lebih mudah dan
lebih pandai terbang,
dan mampu mengunjungi
berbagai macam habitat
di muka bumi. Ratusan
jenis burung dapat
ditemukan di hutan-
hutan tropis, mereka
menghuni hutan-hutan
ini dari tepi pantai
hingga ke puncak-puncak
pegunungan. Burung juga
ditemukan di rawa-rawa,
padang rumput, pesisir
pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan,
dan wilayah kutub.
Masing-masing jenis
beradaptasi dengan
lingkungan hidup dan
makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai
jenis burung yang
berbeda-beda warna dan
bentuknya. Ada yang
warnanya cerah
cemerlang atau hitam
legam, yang hijau daun,
coklat gelap atau burik
untuk menyamar, dan
lain-lain. Ada yang
memiliki paruh kuat
untuk menyobek daging
(Elang), mengerkah biji
buah yang keras (Burung
manyar), runcing untuk
menombak ikan (Burung
Kormoran), pipih untuk
menyaring lumpur
( Bebek), lebar untuk
menangkap serangga
terbang (Burung
kacamata biasa), atau
kecil panjang untuk
mengisap nektar (‘Ō‘ō
Kaua‘i). Ada yang
memiliki cakar tajam
untuk mencengkeram
mangsa, cakar pemanjat
pohon, cakar penggali
tanah dan serasah, cakar
berselaput untuk
berenang, cakar kuat
untuk berlari dan
merobek perut
musuhnya.
Kebiasaan
Burung berkembang biak
dengan bertelur. Telur
burung mirip telur reptil,
hanya cangkangnya lebih
keras karena berkapur.
Beberapa jenis burung
seperti burung maleo
dan burung gosong,
menimbun telurnya di
tanah pasir yang
bercampur serasah,
tanah pasir pantai yang
panas, atau di dekat
sumber air panas. Alih-
alih mengerami, burung-
burung ini membiarkan
panas alami dari daun-
daun membusuk, panas
matahari, atau panas
bumi menetaskan telur-
telur itu; persis seperti
yang dilakukan
kebanyakan reptil.
Akan tetapi kebanyakan
burung membuat sarang,
dan menetaskan telurnya
dengan mengeraminya di
sarangnya itu. Sarang
bisa dibuat secara
sederhana dari
tumpukan rumput,
ranting, atau batu; atau
sekedar kaisan di tanah
berpasir agar sedikit
melekuk, sehingga telur
yang diletakkan tidak
mudah terguling. Namun
ada pula jenis-jenis
burung yang membuat
sarangnya secara rumit
dan indah, atau unik,
seperti jenis-jenis
manyar alias tempua,
rangkong, walet, dan
namdur.
Anak-anak burung yang
baru menetas umumnya
masih lemah, sehingga
harus dihangatkan dan
disuapi makanan oleh
induknya. Kecuali pada
jenis-jenis burung
gosong, di mana anak-
anak burung itu hidup
mandiri dalam mencari
makanan dan
perlindungan. Anak
burung gosong bisa
segera berlari beberapa
waktu setelah menetas,
bahkan ada pula yang
sudah mampu terbang.
Jenis-jenis burung
umumnya memiliki ritual
berpasangan masing-
masing. Ritual ini adalah
proses untuk mencari
dan memikat pasangan,
biasanya dilakukan oleh
burung jantan. Beberapa
jenis tertentu, seperti
burung merak dan
cenderawasih, jantannya
melakukan semacam
tarian untuk memikat si
betina. Sementara
burung manyar jantan
memikat pasangannya
dengan memamerkan
sarang setengah jadi
yang dibuatnya. Bila si
betina berkenan, sarang
itu akan dilanjutkan
pembuatannya oleh
burung jantan hingga
sempurna; akan tetapi
bila betinanya tidak
berkenan, sarang itu
akan dibuang atau
ditinggalkannya.
Burung dan manusia
Burung telah
memberikan manfaat
luar biasa dalam
kehidupan manusia.
Beberapa jenis burung,
seperti ayam, kalkun,
angsa dan bebek telah
didomestikasi sejak lama
dan merupakan sumber
protein yang penting;
daging maupun telurnya.
Di samping itu, orang
juga memelihara burung
untuk kesenangan dan
perlombaan. Contohnya
adalah burung-burung
merpati, perkutut, murai
batu dan lain-lain.
Burung-burung elang
kerap dipelihara pula
untuk gengsi, gagah-
gagahan, dan untuk
olahraga berburu.
Banyak jenis burung
telah semakin langka di
alam, karena diburu
manusia untuk
kepentingan
perdagangan tersebut.
Selain itu populasi
burung juga terus
menyusut karena
rusaknya habitat burung
akibat kegiatan manusia.
Oleh sebab itu beberapa
banyak jenis burung kini
telah dilindungi, baik
oleh peraturan
internasional maupun
oleh peraturan
Indonesia. Beberapa
suaka alam dan taman
nasional juga dibangun
untuk melindungi
burung-burung tersebut
di Indonesia.
kelompok hewan
bertulang belakang
( vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap.
Fosil tertua burung
ditemukan di Jerman dan
dikenal sebagai
Archaeopteryx.
Jenis-jenis burung begitu
bervariasi, mulai dari
burung kolibri yang kecil
mungil hingga burung
unta, yang lebih tinggi
dari orang. Diperkirakan
terdapat sekitar 8.800 –
10.200 spesies burung di
seluruh dunia; sekitar
1.500 jenis di antaranya
ditemukan di Indonesia.
Berbagai jenis burung ini
secara ilmiah
digolongkan ke dalam
kelas Aves.
Evolusi dan morfologi
Meskipun burung
berdarah panas, ia
berkerabat dekat
dengan reptil. Bersama
kerabatnya terdekat,
suku Crocodylidae alias
keluarga buaya, burung
membentuk kelompok
hewan yang disebut
Archosauria.
Diperkirakan burung
berkembang dari sejenis
reptil di masa lalu, yang
memendek cakar
depannya dan tumbuh
bulu-bulu yang khusus di
badannya. Pada awalnya,
sayap primitif yang
merupakan
perkembangan dari
cakar depan itu belum
dapat digunakan untuk
sungguh-sungguh
terbang, dan hanya
membantunya untuk bisa
melayang dari suatu
ketinggian ke tempat
yang lebih rendah.
Burung masa kini telah
berkembang sedemikian
rupa sehingga
terspesialisasi untuk
terbang jauh, dengan
perkecualian pada
beberapa jenis yang
primitif. Bulu-bulunya,
terutama di sayap, telah
tumbuh semakin lebar,
ringan, kuat dan
bersusun rapat. Bulu-bulu
ini juga bersusun
demikian rupa sehingga
mampu menolak air, dan
memelihara tubuh
burung tetap hangat di
tengah udara dingin.
Tulang belulangnya
menjadi semakin ringan
karena adanya rongga-
rongga udara di
dalamnya, namun tetap
kuat menopang tubuh.
Tulang dadanya tumbuh
membesar dan memipih,
sebagai tempat
perlekatan otot-otot
terbang yang kuat. Gigi-
giginya menghilang,
digantikan oleh paruh
ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu
menjadikan burung
menjadi lebih mudah dan
lebih pandai terbang,
dan mampu mengunjungi
berbagai macam habitat
di muka bumi. Ratusan
jenis burung dapat
ditemukan di hutan-
hutan tropis, mereka
menghuni hutan-hutan
ini dari tepi pantai
hingga ke puncak-puncak
pegunungan. Burung juga
ditemukan di rawa-rawa,
padang rumput, pesisir
pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan,
dan wilayah kutub.
Masing-masing jenis
beradaptasi dengan
lingkungan hidup dan
makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai
jenis burung yang
berbeda-beda warna dan
bentuknya. Ada yang
warnanya cerah
cemerlang atau hitam
legam, yang hijau daun,
coklat gelap atau burik
untuk menyamar, dan
lain-lain. Ada yang
memiliki paruh kuat
untuk menyobek daging
(Elang), mengerkah biji
buah yang keras (Burung
manyar), runcing untuk
menombak ikan (Burung
Kormoran), pipih untuk
menyaring lumpur
( Bebek), lebar untuk
menangkap serangga
terbang (Burung
kacamata biasa), atau
kecil panjang untuk
mengisap nektar (‘Ō‘ō
Kaua‘i). Ada yang
memiliki cakar tajam
untuk mencengkeram
mangsa, cakar pemanjat
pohon, cakar penggali
tanah dan serasah, cakar
berselaput untuk
berenang, cakar kuat
untuk berlari dan
merobek perut
musuhnya.
Kebiasaan
Burung berkembang biak
dengan bertelur. Telur
burung mirip telur reptil,
hanya cangkangnya lebih
keras karena berkapur.
Beberapa jenis burung
seperti burung maleo
dan burung gosong,
menimbun telurnya di
tanah pasir yang
bercampur serasah,
tanah pasir pantai yang
panas, atau di dekat
sumber air panas. Alih-
alih mengerami, burung-
burung ini membiarkan
panas alami dari daun-
daun membusuk, panas
matahari, atau panas
bumi menetaskan telur-
telur itu; persis seperti
yang dilakukan
kebanyakan reptil.
Akan tetapi kebanyakan
burung membuat sarang,
dan menetaskan telurnya
dengan mengeraminya di
sarangnya itu. Sarang
bisa dibuat secara
sederhana dari
tumpukan rumput,
ranting, atau batu; atau
sekedar kaisan di tanah
berpasir agar sedikit
melekuk, sehingga telur
yang diletakkan tidak
mudah terguling. Namun
ada pula jenis-jenis
burung yang membuat
sarangnya secara rumit
dan indah, atau unik,
seperti jenis-jenis
manyar alias tempua,
rangkong, walet, dan
namdur.
Anak-anak burung yang
baru menetas umumnya
masih lemah, sehingga
harus dihangatkan dan
disuapi makanan oleh
induknya. Kecuali pada
jenis-jenis burung
gosong, di mana anak-
anak burung itu hidup
mandiri dalam mencari
makanan dan
perlindungan. Anak
burung gosong bisa
segera berlari beberapa
waktu setelah menetas,
bahkan ada pula yang
sudah mampu terbang.
Jenis-jenis burung
umumnya memiliki ritual
berpasangan masing-
masing. Ritual ini adalah
proses untuk mencari
dan memikat pasangan,
biasanya dilakukan oleh
burung jantan. Beberapa
jenis tertentu, seperti
burung merak dan
cenderawasih, jantannya
melakukan semacam
tarian untuk memikat si
betina. Sementara
burung manyar jantan
memikat pasangannya
dengan memamerkan
sarang setengah jadi
yang dibuatnya. Bila si
betina berkenan, sarang
itu akan dilanjutkan
pembuatannya oleh
burung jantan hingga
sempurna; akan tetapi
bila betinanya tidak
berkenan, sarang itu
akan dibuang atau
ditinggalkannya.
Burung dan manusia
Burung telah
memberikan manfaat
luar biasa dalam
kehidupan manusia.
Beberapa jenis burung,
seperti ayam, kalkun,
angsa dan bebek telah
didomestikasi sejak lama
dan merupakan sumber
protein yang penting;
daging maupun telurnya.
Di samping itu, orang
juga memelihara burung
untuk kesenangan dan
perlombaan. Contohnya
adalah burung-burung
merpati, perkutut, murai
batu dan lain-lain.
Burung-burung elang
kerap dipelihara pula
untuk gengsi, gagah-
gagahan, dan untuk
olahraga berburu.
Banyak jenis burung
telah semakin langka di
alam, karena diburu
manusia untuk
kepentingan
perdagangan tersebut.
Selain itu populasi
burung juga terus
menyusut karena
rusaknya habitat burung
akibat kegiatan manusia.
Oleh sebab itu beberapa
banyak jenis burung kini
telah dilindungi, baik
oleh peraturan
internasional maupun
oleh peraturan
Indonesia. Beberapa
suaka alam dan taman
nasional juga dibangun
untuk melindungi
burung-burung tersebut
di Indonesia.
Tuesday, October 12, 2010
Di jual burung
anda para penghobi burung
ingin memiliki burung
sehat dan rajin berbunyi
Di jual cepat 3 burung
sekaligus
+jalak suren
+murai
+jalak nias
kondisi sehat dan gacor.
Harga penawaran 2.5jt
Anda berminat hubungi :
email: titto_491@yahoo.com
ingin memiliki burung
sehat dan rajin berbunyi
Di jual cepat 3 burung
sekaligus
+jalak suren
+murai
+jalak nias
kondisi sehat dan gacor.
Harga penawaran 2.5jt
Anda berminat hubungi :
email: titto_491@yahoo.com
Friday, October 8, 2010
KARAKTER DASAR BURUNG MURAI BATU
1. Mudah beradaptasi, burung ini sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
2. Petarung yang gampang naik darah. Apabila mendengar suara burung Murai Batu lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
3. Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Murai batu betina, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
4. Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
PEMILIHAN BAHAN BURUNG MURAI BATU YANG BAIK
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Murai Batu
* Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Murai Batu jantan dapat dilihat warna bulu hitam yang tegas mengkilap dan kontras serta memiliki ekor yang lebih panjang daripada burung Murai batu betina.
* Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang
* berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
* Kepala berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
* Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
* Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
* Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
* Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
* Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG MURAI BATU
* Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Murai Batu. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
* EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Murai Batu yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
PERAWATAN DAN STELAN HARIAN
Perawatan harian untuk burung Murai Batu relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Murai Batu:
1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
2. Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
3. Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
4. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
5. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
6. Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
7. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
8. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
9. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
* Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
* Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. contoh setiap hari Selasa pagi.
* Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
* Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
PENANGANAN APABILA KONDISINYA OVER BIRAHI
* Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore
* Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
* Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
* Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
* Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
* Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama
PENANGANAN APABILA KONDISINYA DROP
* Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
* Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
* Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
* Mandi dibuat 2 hari sekali saja
* Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Murai Batu lain dahulu
* ,Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
PERAWATAN DAN STELAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Murai Batu:
1. H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
2. H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
3. 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
4. Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
PENTING
* Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Murai Batu lain.
* Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
PERAWATAN DAN STELAN PASCA LOMBA
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Murai Batu:
1. Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
2. Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
3. Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
PERAWATAN DAN STELAN PADA MASA MABUNG
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut ini Pola Perawatan masa mabung
1. Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
2. Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari
3. Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
4. Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
5. Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
2. Petarung yang gampang naik darah. Apabila mendengar suara burung Murai Batu lain atau melihat burung sejenis, maka semangat tempurnya langsung berkobar.
3. Birahi yang cenderung mudah naik. Burung ini sangat mudah naik birahinya, banyak penyebab yang dapat membuat naiknya birahi pada burung jenis ini. Stelan EF (Extra Fooding) yang over, penjemuran yang berlebih atau melihat burung Murai batu betina, dapat dengan cepat menaikkan tingkat birahinya.
4. Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
PEMILIHAN BAHAN BURUNG MURAI BATU YANG BAIK
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Murai Batu
* Berkelamin jantan, ciri-ciri burung Murai Batu jantan dapat dilihat warna bulu hitam yang tegas mengkilap dan kontras serta memiliki ekor yang lebih panjang daripada burung Murai batu betina.
* Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang
* berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
* Kepala berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
* Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
* Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
* Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
* Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
* Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG MURAI BATU
* Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Murai Batu. Voer harus selalu tersedia didalam cepuknya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
* EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung Murai Batu yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Cacing, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
PERAWATAN DAN STELAN HARIAN
Perawatan harian untuk burung Murai Batu relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan harian dan Stelan Harian untuk burung Murai Batu:
1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
2. Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer dan Air Minum.
3. Berikan Jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
4. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
5. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
6. Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara Master atau burung-burung Master.
7. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
8. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
9. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara Master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
PENTING
* Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
* Pemberian Cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. contoh setiap hari Selasa pagi.
* Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
* Berikan Multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
PENANGANAN APABILA KONDISINYA OVER BIRAHI
* Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore
* Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
* Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu
* Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
* Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
* Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama
PENANGANAN APABILA KONDISINYA DROP
* Tingkatkan porsi pemberian Jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
* Tingkatkan porsi pemberian Kroto menjadi 3x seminggu
* Berikan Kelabang 2 ekor seminggu sekali
* Mandi dibuat 2 hari sekali saja
* Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung Murai Batu lain dahulu
* ,Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
PERAWATAN DAN STELAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan Lomba untuk burung Murai Batu:
1. H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
2. H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
3. 1 Jam sebelum di gantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
4. Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
PENTING
* Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung Murai Batu lain.
* Lakukan mandi malam (jam 19.00-20.00) pada H-1.
PERAWATAN DAN STELAN PASCA LOMBA
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Stelan pasca Lomba untuk burung Murai Batu:
1. Porsi EF dikembalikan ke Stelan Harian.
2. Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
3. Sampai H+3 setelah Lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
PERAWATAN DAN STELAN PADA MASA MABUNG
Mabung (Moulting) atau rontok bulu merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak. Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses mabung menjadi terganggu. Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut ini Pola Perawatan masa mabung
1. Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
2. Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari
3. Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: Stelan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap pagi.
4. Berikan Multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu.
5. Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
Monday, October 4, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)